BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
menunjukkan suatu proses tertentu yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan
tidak dapat diulang kembali, dalam perkembangan manusia terjadi perubahan yang
sedikit demi sedikit bersifat tetap dan tidak dapat diulang kembali. Setiap
perkembangan itu mempunyai perilaku karakteristik masing-masing, kemudian dalam
perjalanannya perkembangan pada manusia itu dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
dari diri sendiri maupun faktor dari luar dan lingkungan sosial.
Dimana setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan
dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan
masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai
masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau
lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kematangan dalam
ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia
seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60
tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO)
menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah
mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah
disebut lansia.
Secara umum
orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam
sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya
cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas
yang ada (Hurlock, 1996 : 439)
1.2 Batasan topik
Pada
laporan ini membahas tentang perkembangan lansia (lanjut usia), mulai dari
pengertian lansia, klasifikasi lansia, kondisi psikologis lansia,
gangguan-gangguan yang terjadi pada usia lanjut baik itu seperti demensia,
depresi, paranoid dan beberapa gangguan lainnya. Perlu di ketahui juga, bagi
seorang dokter gigi ada hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai usia lanjut
ini yaitu mengenai bagaimana cara penanganan dan pendekatan dokter gigi ada
pasien yang telah lanjut usia. Selanjutnya juga mengetahui bagaimana cara
berkomunikasi yang baik kepada pasien yang telah lanjut usia. Oleh karena itu,
lansia perlu penanganan yang berbeda dibandingkan usia-usia muda maupun
anak-anak karena lansia sangat sulit ditangani daripada usia muda atau
anak-anak, sehingga dokter gigi perlu mengetahui bagaimana menangani pasien
telah lansia.
1.3 Learning Objective
1. Klasifikasi
Lansia
2. Kondisi
psikologis lansia
3. Gangguan-gangguan
pada lansia
4. Cara
penanganan dan pendekatan dokter kepada pasien lansia
5. Komunikasi
yang baik antar dokter dan pasien lansia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI LANSIA
1)
Definisi
lanjut usia
Gerontologi adalah suatu pendekatan
ilmiah dari berbagai aspek proses penuaan yaitu biologis, psikologis, sosial,
ekonomi, kesehatan lingkungan, dan lain-lain. (Depkes RI, 2000).1
Menurut Miller, gerontologi adalah ilmu
yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lansia.1
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran
yang berfokus pada penyakit yang timbul pada lansia. Tujuan pelayanan geriatri
adalah sebagai berikut: mempertahankan derajat kesehatan setinggi-tingginya
sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan, memelihara kondisi
kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental yang
mendukung, melakukan diagnosis dini secara tepat dan memadai, melakukan
pengobatan yang tepat, memelihara kemandirian secara maksimal, tepat memberikan
bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiaanya berlangsung
dengan tepat. Lansia (Lanjut Usia) atau manusia usia lanjut (Manula) adalah
kelompok penduduk berumur tua. Golongan penduduk yang mendapat perhatian atau
pengelompokan tersendiri ini adalah populasi perumur 60 tahun atau lebih.1
Berdasarkan definisi secara umum,
seorang dikatakan lansia apabia usianya 65 tahun ke atas (setianto, 2004).
Lansia bukan suatu penyakit, merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan (Pujastuti, 2003). Sedangkan menurut Hawari, lansia adalah keadaan
yang di tandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan
daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.2
2)
Klasifikasi
lanjut usia
Klasifikasi
berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia:1
1. Pralansia
(prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
2. Lansia
yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3. Lansia
resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
4. Lansia
potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang/jasa.
5. Lansia
tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.1
Berikut
ini adalah batasan-batasan umur yang mencakup batasan umur dari pendapat
berbagai ahli yang dikutip dari Nugroho (2000) :1,2
Menurut UU No.13 tahun 1998 dalam bab 1 pasal 1 ayat
2 yang berbunyi “lanjut usia adalah
seseorang yang mencapai 60 tahun ke atas”.
Menurut
WHO, klasifikasi lansia adalah usia perkembangan (middle age) 45-59
tahun,lansia (eidlerly) 60-74 tahun, lansia tua (old) 75-90 tahun, dan lansia sangat tua (very old) diatas 90
tahun.
Prof.
Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (alm), guru besar fakultas kedokteran
Universitas Gaja Mada membagi priode biologis perkembangan manusia yang
dianggap lansia sebagai prasenium (40-65) dan senium tau lansia (65 tahun
keatas).
Menurut Prof. Dr. Koesoemanto, SpKJ, individu
lansia adalah yang berusia lebih dari 65/70 tahun.
Dra.
Ny. Jos Masdani (Psikolog Universitas Indonesia) mengatakan bahwa lansia
merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat
bagian :
1. Fase
iuventus (25-40 tahun)
2. Fase
verilitas (40-50 tahun)
3. Fase
prasenium (55-65 tahun)
4. Fase
senium ( 65 tahun hingga tutup usia).
Hurlock
(1979) membedakan lansia dalam dua tahap yakni early old age (60-70 tahun) dan
advanced old age ( >70 tahun).
Menurut
Burnside (1979) tahapan lansia meliputi:
1. Young
old (60-69 tahun)
2. Middle
age old (70-79 tahun)
3. Old-old
( 80-89 tahun)
4. Very
old-old (>90 tahun).
Dilihat dari perubahan
psikologis yang terjadi :
1.
Early adulthood (40-60 tahun)
Para
ahli sepakat perkembangan mental individu pada umumnya mencapai kesempurnaan
dalam usia 20 tahun, dan pada mas priode ini adalah priode yang paling
ditakutkan oleh orang-orang yang lebih mudah darinya.
2.
Midle adulthood ( 40-60 tahun)
· Merasa
tidak bahagia
· Bosan
dengan situasi saat ini dan ingin kembali kemasa lampau.
· Marah
terhadap pasangan mereka dan merasa bersalah.
· Meragukan
cinta pasangan dan merasa jengkel dengan perkawinannya.
3.
Late adulthood (60 tahun keatas) early
late dan old-old)
· Kesepian
· Isolasi
sosial
· Kehilangan
· Kemiskinan
· Perasaan
ditolak
· Perjuangan
menemukan makna hidup
· Kebergantungan
· Perasaan
tak berguna
· Tak
berdaya dan putus asa
· Ketakutan
terhadap kematian
· Sedih
karena kematian orang lain.
· Depresi
· Penyesalan
mengenai hal-hal yang lampau
Bila dilihat dari pembagian umur menurut
para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa yang disebut lansia adalah orang yang
telah berumur 65 tahun ke atas. Namun, di Indonesia batasan lanjut usia adalah
usia 60 tahun ke atas.
Sedangkan menurut pandangan islam itu
sendiri sebagaimana dalam hadis di katakan bahwa “ masa penuaan umur umatku adalah enam puluh tahun hingga tujuh puluh
tahun” (H.R Muslim dan Nas’i).
Mengenai perubahan lansia telah disebutkan dalam dalam Al-Qur’an yang
berbunyi:
“Allah
menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang
dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui
lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa.” (QS An-Nahl: 70)
2.2
KONDISI PSIKOLOGIS LANSIA
Beberapa aspek yang dikenal dalam psikologis yang
berhubungan dengan kondisi lansia antara lain.
a. Teori Kebutuhan Manusia
Hal yang terkenal adalah hierarki kebutuhan
(menurut Maslow, 1945), hirarki kebutuhan berturut-turut dari tingkat
rendah ketingkat tinggi terdiri atas kebutuhan fisiologis, keamanan dan
keselamatan. Disini berlaku prioritas pemenuhan kebutuhan menurut tingkatan.1
b. Teori Keberlangsungan
Hidup dan Perkembangan Kepribadian
Menurut
teori ini keberlangsungan hidup seseorang terbagi dalam
beberapa tahap dan orang bergerak melewati tingkat “tersebut menurut pola
tertentu, dimana kesuksesan pada tahap yang satu menentukan kesuksesan pada
berikutnya. Selanjutnya tentang perkembang kepribadian masih dipertanyakan
apakah kepribadian seseorang berubah” ataukah tetap sama disepanjang hidupnya terdapat
para ahli yang berpandangan bahwa kepribadian seseorang tetap
stabil dan menurut mereka terdapat 4 tipe dasar kepribadian
yaitu:tipe integrasi ( matang ), tipe bertahan, tipe bergantung atau
pasif dan tipe tak terintegrasi.1
ü tipe pertama
mampu menyesuaikan diri secara positif dengan proses penuaan
ü tipe kedua
ingin tetap berada pada polanya semasa diusia pertengahan atau bahkan
mengisolasi diri
ü tipe ketiga
memperlihatkan sangat bergantung pada orang lain lapatis biasa isebut tipe
kursi goyang
ü tipe keempat
( tidak banyak terdapat ) termasuk mereka yang memiliki kelainan
jiwa kebanyakan perilakunya aneh danbiasanyatidak dapat menyesuaika
diri dengan kehidupan sehari‑hari
Usia lanjut merupakan suatu periode
kehidupan yang ditandai dengan perubahan atau penurunan fungsi tubuh, yang awal
mulainya berbeda-beda untuk setiap individu. Memasuki usia lanjut biasanya di
dahului oleh penyakit kronik, berhentinya aktivitas serta pengalihan energi dan
kemampuan ke peran baru dalam keluarga.3
Memasuki usia lanjut juga secara
kejiwaan individu berpotensi untuk mengalami perubahan sifat seperti bersifat
kaku dalam berbagai hal, kehilangan minat, tidak memiliki keinginan tertentu
maupun kegemaran yang sebelumnya pernah ada. Jadi dapat terjadi kemunduran dari
aspek psikososial, kemunduran kognitif serta kemunduran dari aspek psikososial.
Kemunduran kognitif antara lain berupa berkurangnya ingatan, di kaitkan dengan
kemunduran fungsi-fungsi pusat ingatan pada lobus frontalis dan lobus lainnya
di otak besar (serebrum).4
Pada usia lanjut, terjadi penurunan
kondisi fisik/biologis, kondisi psikologis, serta perubahan kondisi sosial.
Para usia lanjut, bahkan juga masyarakat menganggap seakan-akan tugas-tugasnya
sudah selesai, mereka berhenti bekerja dan semakin mengundurkan diri dari
pergaulan bermasyarakat yang merupakan salah satu ciri fase ini.1
Tinjauan psikologis dalam gerontologi,
yaitu yang meliputi mekanisme kejiwaan serta faktor-faktor yang memengaruhinya.
Dalam literatur psikologi, dikenal adanya mekanisme kejiwaan koping, yaitu
mekanisme tubuh kita dalam menyesuaikan diri terhadap adanya perubahan. Terkait
dengan hal ini, akan timbul reaksi yang dibedakan dalam tiga tahap sebagai
berikut.1
Tahap alarm berfungsi untuk menggerakkan
mekanisme tubuh dan perlindungan terhadap stresor. Tahap kedua adalah tahap
resistensi, yaitu respons adaptasi dari stresor terhadap akibat dan perubahan
daya tahan. Sedangkan tahap ketiga tahap exhaustion (kelelahan) atau tahap
treshoid, dimana setelah tubuh beradaptasi atau ketika intervensi berhasil,
stresor kemungkinan akan hilang (Deborah, 1995).1
Pada setiap stresor, seorang akan
mengalami kecemasan, baik kecemasan ringan,sedang, maupun berat. Usia lanjut
dalam pengalaman hidupnya tentu diwarnai oleh masalah psikologi berupa
kehilangan dan kecemasan.1
Sama seperti setiap periode lainnya
dalam rentang kehidupan seseorang, usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik
dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut menentukan sampai sejauh tertentu,
apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakukan penyesuaian diri secara baik
atau buruk. Akan tetapi, ciri-ciri usia lanjut cenderung menuju dan membawa
penyesuaian diri yang buruk daripada yang baik.5
Dilihat dari lingkungan prespektif dalam
usia lanjut, sering dihubungkan dengan emotional-mental genotology. Yang
menggambarkan ide-ide dari priode usia lanjud, dari perkembangan dewasanya yang
sangat mempengaruhi dan membentuk lingkungan hidup. Karena usia lanjut sering
kehilangan visi, mobilitas dan kemampuan kognitif yang pernah mereka miliki.6
“Roles, 1983” (tempat merupakan sebuah
pemandangan dari memori yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dari sebuah
identitas”.6
“Roles & walkins, 2003) sebagai
contoh, orang-orang sering merasakan resiko memiliki kegagalan, kehilangan
rumah (lansia) ini berhubungan erat dengan resiko kehilangan bagian-bagian dari
diri mereka sendiri dan karakter mereka.6
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama dalam bidang kedokteran ikut andil dalam meningkatkan kualitas hidup
manusia dan menjadikan rata-rata usia harapan hidup bangsa indonesia makin
meningkat.
Pada
dasarnya proses menua ditandai dengan berbagai perubahan :7
a)
Perubahan perilaku dan masalah
psikologis karena kehilangan pasangan hidup, ditinggal anak yang telah menikah,
penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran, adanya penyakit kronis atau
degeneratif, mobilitas terbatas, kesepian, dan penghasilan berkurang.7
b)
Perubahan organ
Lansia
tidak perlu menarik diri tetapi harus berkomunikasi dengan orang lain. Lansia
dapat melakukan berbagai kegiatan sesuai kondisinya. Pandangna tentang
kemunduran lansi hingga harus menarik diri dari semua kegiatan harus diubah.
Pandangan tersebut akan mempengaruhi lansia yang kemudian dirinya betul-betul
mundur. Dengan aktivitas lansia dapat memiliki perasaan berguna bagi diri dan
keluarga dan memberi kesibukan berarti.
Bahkan tidak melakukan kegiatan lansia akan merasa tidak berguna, kurang
bersemangat, menjadi pendiam dan pemurung serta tidak besemangat untuk hidup.7
Adapun masalah-masalah
yang di alami oleh lansia yaitu :1
o
Kondisi fisik lemah dan tak berdaya,
sehingga bergantung pada orang lain.
o
Status ekonominya terancam, sehingga
cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya.
o
Menentukan kondisi hidup yang sesuai
dengan perubahan status ekonomi dengan perubahan fisik.
o
Mengembangkan kegiatan baru untuk
mengisi waktu luang yang semakin bertambah.
o
Belajar memperlakukan anak yang sudah
besar sebagai orang dewasa.
o
Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat
yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa.
o
Mencari teman baru untuk menggantikan
suami/istri yang telah meninggal atau pergi jauh/cacat.
Dalam
islam penuaan sebagai tanda dan simbol pengalaman dan ilmu. Para lansia
memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, khususnya di sisi mereka adalah harta
dari ilmu dan pengalaman serta informasi dan pemikiran. Oleh karena itu, mereka
harus dihormati, di cintai dan diperhatikan.
Nabi
Muhammad SAW bersabda:
“hormatilah orang yang lebih tua dari kalian
dan cintai serta kasihilah orang yang lebih muda dari kalian”
2.3
GANGGUAN PSIKOLOGIS LANSIA
Masalah
kesehatan jiwa yang sering timbul pada lansia meliputi:
1.
Kecemasan,
hasil
interaksi yang kompleks antara berbagai bagian kepribadian. Cemas adalah
perasaan difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur
tentang sesuatu yang terjadi. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong diperut,
sesak jantung, nyeri kepala atau rasa mau buang air kecil dan buang air besar,
di sertai rasa ingin bergerak dan gelisah. Gangguan cemas cenderung menimbulkan
kebingungan disertai distorsi persepsi dan gangguan orientasi. Distorsi ini
akan mengganggu kemampuan memusatkan perhatian dan kemampuan asosiatif.
Kecemasan pasien perlu dipertimbangkan karena tidak hanya mempengaruhi pasien,
namun juga dokter gigi karena berpengaruh pada perawatan gigi.3
2.
Depresi
merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling sering didapatkan atau ditemui
pada lansia.1
3.
Insomnia,
kebiasaan
atau pola tidur lansia dapat berubah, yang terkadang dapat mengganggu
kenyamanan anggota keluarga lain yang tinggal serumah. Perubahan pola tidur
dapat berupa tidak bisa tidur sepanjang malam dan sering terbangun pada malam
hari, sehingga lansia melakukan kegiatannya pada malam hari. Bila hal ini
terjadi, carilah penyebab dan jalan keluar sebaik-baiknya.1
4.
Paranoid,
lansia terkadang merasa bahwa ada orang yang mengancam mereka, membicarakan,
serta berkomplot ingin melukai atau mencuri barang miliknya. Bila kondisi ini
berlangsung lama dan tidak ada dasarnya, hal ini merupakan kondisi yang disebut
paranoid.1
5.
Delusi,
kondisi
dimana adanya keyakinan kuat terhadap isi pikiran yang sebenarnya salah tetapi
tidak dapat dikoreksi melalui bukti-bukti
yang ada. Onset usia gangguan delusi adalah 40-45 tahun tetapi dapat
terjadi kapan saja.8
6.
Amnesia,
suatu
gangguan daya ingat yang ditandai adanya gangguan kemampuan dalam mempelajari
hal-hal baru yang telha dipelajari sebelumnya diingat sehingga tidak menimbulkan
hambatan fungsi sosial dan pekerjaan.8
7.
Demensia
senilis merupakan gangguan mental yang berlangsung
progresif, lambat, dan serius yang disebabkan oleh kerusakan organik jaringan
otak.1
Gangguan psikologi seorang lansia sering kali
dikarenakan adanya penurunan berbagai fungsi tubuh serta penyakit yang ia
derita.
·
Kehilangan pendengaran dan mendengarkan
suatu penjelasan atau pengertian.
“Schneider,
daneman dan pichora-fuller, 2002” memiliki pendapat bahwa banyak hal yang tidak
dapat dimengerti mengenai umur dengan bahasa serta percakapan yang erat
kaitannya dengan tingkat pendengaran yang merupakan tingkat tertinggi dari
proses pembahasaan.9
Sehingga
pada usia lanjut kesalahpahaman mengenai suatu hal sering terjadi. Sehingga
membuat lansia merasa terkucilkan, tidak dipahami dan tidak disayangi.
·
Kemunduran daya ingat sering terjadi
karena lansia tersebut tidak berusaha mengingat untuk mengingat sedang dalam
keadaan lelah, tidak ada dorongan dan alasan (motivasi) untuk mengingat, tidak
dapat memusatkan perhatian dan hal yang harus diingat tidak sering digunakan
atau diperlukan.10
·
Gangguan penuaan
Keadaan
penuan yang sering menyertai lansia ialah gangguan penglihatan, gangguan fungsi
kognitif, gangguan keseimbangan, dan lain-lain.10
·
Gangguan dan penurunan fungsi tubuh pada
lansia sebagai berikut :10
a)
Perubahan kapasitas mental.
b)
Penutupan horman pituitari.
c)
Gangguan pendengaran.
d)
Berkurangnya lapangan pandang.
e)
Penyakit paru
f)
Berkurangnya nafsu makan
g)
Pengurangan volume darah
h)
Batu empedu
i)
Penurunan fungsi metabolisme
j)
Peningkatan deposit lemak
k)
Penurunan fungsi penyahan akibat
kehilangan gigi.10
Ada sejumlah tanda-tanda bahaya
psikologis pada orang usia lanjut. Meskipun juga bisa terjadi pada tingkat usia
yang lain, seperti halnya bahaya fisik, bahaya psikologis tidak hanya lebih
sering terjadi pada usia lanjut daripada usia muda tetapi dampaknya pada
penyesuaian pribadi dan sosial lebih besar.
Dibawah ini merupakan bahaya yang paling
bersifat umum dan paling serius.5
a. Orang
usia lanjut menerima pendapat klise tentang kebudayaan
Lansia
menerima kepercayaan tradisional dan pendapat klise tentang kebudayaan dari
suatu usia. Hal ini dianggap sebagai bahaya karena pendapat tersebut mendorong
orang usia lanjut untuk merasa tidak enak dan rendah mutunya. Akibatnya lebih
buruk lagi, karena mereka cenderung kehilangan motivasi untuk mengerjakan
tentang apa yang sesungguhnya mampu mereka kerjakan.
b. Pengaruh
Perubahan Fisik pada Usia Lanjut.
Bahaya
psikologis yang kedua bagi orang usia lanjut dalah perasaan rendah diri dan tidak
enak yang datang bersama dengan perubahan fisik. Hilangnya daya tarik dan
penampilan seksual yang tepat mungkin mengakibatkan pria atau wanita merasa
ditolak oleh kelompok sosial. Banyak orang usia lanjut yang mengalami kesulitan
bicara karena giginya ompong atau gigi palsunya tidak cocok lagi. Ini juga
merupakan suatu bukti yang dapat menghambat komunikasi dan hubungan sosial.
c. Perubahan
dalam pola kehidupan.
Orang
usia lanjut perlu menetapkan pola hidup yang berbeda dengan keadaan masa lalu
dan cocok dengan kondisi usia lanjut.
Dalam
hal ini streib menjelaskan mengapa pelepasan harta milik dan rumah yang mereka
hargai menimbulkan traumatik bagi sebagian besar orang usia lanjut.
d. Kecenderungan
untuk ‘Tidur’ secara mental.
Bahaya
psikologis yang keempat adalah kecurigaan atau realisasi bahwa penurunan mental
sudah mulai terjadi.
e. Merasa
Bersalah karena Menganggur.
Perasaan
bersalah karena mereka tidak bekerja sedang orang lain masih bekerja.
f. Berkurangnya
pendapatan.
g. Pelepasan
kegiatan sosial.5
Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk dalam masalah
kesehatan yang dibahas pada psikogeriatri, ada empat ciri yang dikategorikan
sebagai kasus atau gangguan geriatri (lanjut usia), yaitu:11
1. Ketrerbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin
meningkat usianya.
2. Adanya akumulasi dari penyakit-pemyakit degeneratif
3.
Lanjut usia secara
psikososial yang dinyatakan krisis bila:
-
Ketergantungan pada
orang lain
-
mengisolasi diri atau
menarik diri dengan kegiatan kemasyarakatan
karena berbagai sebab, diantaranya setelah menjadi pensiun, setelah
sakit cukup berat dan lama, setelah kematianpasangan hidup dll.
4. Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
(homeostatis) sehingga membawa lansia kearah atau kemerosotan (kerusakan) yang
progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung,
panik,depresif,apatis dan sebagainya.hal itu biasanya muncul dari sumber
stresor psikososial yang pqling berat, misalnya kematian pasangan hidup
kematian sanak keluaraga dekat terpakasa berurusan dengan penegak hukum, atau
trauma psikis. Beberapa faktor sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa
lansia:
-
Faktor penurunan kondisi
fisik, umumnya masa lansia mulai mengalami penurunan kondisi fisik yang
bersifat patologis ganda (multiple patologi). Misalnya tenanga kurang, energi
menurun, kulit mulai keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh,
pendengaran berkurangdan sebgainya.
-
faktor terjadinya
penurunan fungsi dan potensi seksual. Ini sering kali berhubungan dengan
berbagai gangguan fisik seperti: gangguan jantung, gangguan metabolisme (misal
diabetes militus) dan vaginitis.
Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fisik, psikologis maupun sosial. Yang selanjutnya dapat menyebabkan ketergantungan kepada orang lain.11
Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fisik, psikologis maupun sosial. Yang selanjutnya dapat menyebabkan ketergantungan kepada orang lain.11
2.4
CARA PENANGANAN DAN PENDEKATAN DOKTER-LANSIA
Penanganan dan pendekatan menggunakan strategi
pengajaran pada lansia .pembelajaran pada lansia ini dapat ipengaruhi oleh
beberapa faktor sosiologis dan psikologis seperti
pension,perekonomian dan status mental.
Penanganan
atau tindakan yang harus dilakukan perawat atau pemberi asuhan adalah:
1) Memberi
kesempatan untuk melakukan apa saja yang disenangi lansia asal tidak
membahayakan dirinya.
2) Menerima
hasil kerja mereka apa adanya dan hindarkan sikap mencela.
3) Berkomunikasi
atau berbicara kepada mereka dengan lembut, bila hasilnya kurang memuaskan.7
Menurut
World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:1
Ø Menikmati
hasil pembangunan (sharing the benefits
of social development)
Ø Masing-masing
lansia mempunyai keunikan (individuality
of aging persons)
Ø Lansia
diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
Ø Lansia
turut memilih kebijakan (choice)
Ø Memberikan
perawatan di rumah (home care).1
Dokter pun dapat mengubah cara mendekati lansia yang
sehat maupun yang sakit.melalui Konseling,pengajaran dan membentuk hubungan
terapis.12
ü saat bekerja
dengan lansia, membicarakan kenangan merupakan pendekatan menguntungkan yang
dapat digunakan untuk membentuk hubungan terapeutik.
ü ajak
berbicara lansia tentang pengalaman mereka-perkawinan,anak,cucu,dan pekerjaan
dulu bagaimana.
ü untuk
mengimbangi perubahan penglihatan ,dokter harus melakukan pengajaran dalam
lingkungan yang terang tetapi tidakmenyitaukan.
ü untuk
mengimbangi hilangnya pendengaran.hilangnya kebisingan yang tak ada
hubungannya.
ü untuk
mengimbangi masalah otot rangka,penurunan efisiensi sistem kardiovaskuler dan
penurunan fungsi ginjal,lakukan sesi pengajaran yang singkat.
ü untuk
mengimbangi penurunan fungsi saraf pusat lalu metabolism luangkan lebih banyak
waktu untuk member dan menerima informasi.
ü waspada
terhadap efek obat-obatan dan tingkat energy pada konsentrasi.
ü pastikan
untuk menanyakan apa yang sudah diketahui orang itu tentang permasalahan atau
tidak perawatan kesehatan sebelum menjelaskan.
ü meyakinkan
lansia tentang kegunaan dari apa yang sedang anda ajarkan hanyalah setengah ari
perjuangan untuk memotifasi mereka.
ü jaga agar
sesi pengajaran tetap singkat karena rentang perhatian yang memendek memelukan
penjadwalan serangkaian sesi.12
Kunci keberhasilan dari pemberian pengobatan dan
perawatan gigi terhadap lansia adalah kemampuan komunikasi yang sangat baik
terhadap lansia. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dokter gigi dalam
menangani pasien lansia.13
1. Komukasi
: komunikasi baik verbal atau nonverbal harus dikuasai seorang dokter gigi
untuk mengambali simpati pasien lansia.13
2. Menghindari
penalaran yang bersifat emosional
Ketika
menghadapi pasien lansia terkadang keselarasan bicara sangat rentang untuk
terjadi kesalah pahaman, maka dari itu dokter gigi harus mengetahui
kondisi-kondisi yang dialami pasien. Pemahaman mengenai emosi peerlu diketahui
karena emosi merupakan akibat dari berpikiri kritis. Komitmen kuat terhadap
suatu pandangan dapat memotivasi seseorang untuk berpikir berani dan
mempertahankan ide-ide tidak populer dan mencari fakta-fakta yang dapat
mendukung pendapatnya. Namun jika frase itu didasarkan pada perasaan dan
mengabaikan pikiran yang jernih, akibatnya bisa fatal.13
Sehingga apabila
seorang dokter memiliki pengontrolan emosi yang tidak baik dalam menangani
pasien lansia, seorang dokter gigi akan stress dengan keadaan yang di hadapi,
bahkan lebih parahnya seorang dokter bahkn dapat membentak dan memerahi
pasiennya. Sedangkan yang harus dimiliki seorang dokter gigi adalah kesabaran
dalam menghadapi pasien lansia selain kesabaran pengetahuan akan keadaan mereka
perlu dimiliki seorang dokter gigi, agar mereka lebih paham dengan kondisi
mereka dan tidak terbawa emosi dalam menghadapi lansia.13
2.5
KOMUNIKASI YANG BAIK DOKTER-LANSIA
Dalam komunikasi dikenal dua macam
komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal
adalah komunikasi melalui kata-kata yang diucapkan, sedangkan komunikasi
nonverbal adalah segala sesuatu yang disampaikan oleh seseorang kepada orang
lain tanpa kata-kata. Komunikasi ini ditunjukkan melalui isyarat, ekspresi
wajah, bahasa tubuh, serta nada suara.14
Berkomunikasi dengan lansia mengandung
ciri khusus dibanding komunikasi secara umum. Pemberi asuhan atau dalam
menyampaikan pesan harus bersifat komunikasi teraupetik, yaitu komunikasi yang
singkat, jelas, lengkap, dan sederhana sehingga proses komunikasi dapat
berlangsung sempurna, tidak menimbulkan banyak interpretasi bagi penerima
pesan, dan isi pesan dapat dipahami secara lengkap. Kesabaran perawat atau
pemberi asuhan dan kemauan mendengarkan serta dorongan lisan merupakan perilaku
bijaksana. Tanggapan serasi tanpa menyalahkan atau menggurui membuktikan rasa
tulus yang juga disebut ‘empati’. Sikap sopan santun dan jawaban jujur (apalagi
bila diucapkan pada saat yang tepat danbijaksana) merupakan keharusan.7
Komunikasi dalam perawatan gerontik
adalah komunikasi yang di aplikasikan dalam praktik asuhan keperawatan lansia.
Komunikasi dengan lansia adalah proses menyampaikan pesan atau gagasan dari
perawat atau pemberi asuhan kepada lansia dan di peroleh tanggapan dari lansia
sehingga di peroleh kesepakatan bersama tentang isi komunikasi. Komunikasi yang
efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, dan pengaruh pada sikap,
hubungan yang makin baik dan tindakan. Pada
dasarnya yang mempengaruhi komunikasi adalah manusia, pesan dan lingkungan.7
Manusia, baik perawat atau pemberi
asuhan lain sebagai komunitas dan lansia sebagai komunitas dapat mempengaruhi
proses komunikasi yaitu tingkat pengetahuan.7
Ada
juga beberapa hal yang mungkin berpengaruh yaitu:3
a. Nilai
dan budaya/adat
-
Berbagai nilai dan budaya dalam
masyarakat menjadi rambu-rambu bagi penyelenggaraan komunikasi.
-
Budaya mengatur bahasa yang digunakan
sebagai alat komunikasi sekaligus mengatur penggunaan teknik non-formal dalam
komunikasi.
b. Jarak
dan teritorial
-
Jarak antara komunikatordankomunikan
memengaruhi komunikasi yang dilakukan.
-
Komunikasi antar-individu dalam jarak
dekat dapat dilakukan secara lisan, tulisan, atau non-verbal.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang
telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang terjadi pada lansia, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Ø Pada Usia 65
tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia tua
dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat
tersebar luas dewasa ini.
Ø Orang yang
memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua
membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian
yang buruk pada lansia
Ø Pada lansia
biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap
usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang
penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia
baya.
Ø Pada lansia
terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik, perkembangan
intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial,
perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia.
Ø Lansia
mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah
dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan
spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami
pikun atau sulit untuk mengingat.
Ø Masalah –
masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia dapat
diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan
mengalami masa – masa ini.
3.2 Saran
Setelah
penyusun membuat laporan ini, kami menjadi tahu tentang perkembangan yang
terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran,
dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya
sejak muda kita persiapkan dengan sebaik-baiknya masa tua kita. Gunakan masa
muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua
J
DAFTAR
PUSTAKA
1. Maryam RS, Ekasari MF, dkk.
Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika; 2008. H. 1-2,
6-7, 12, 33, 69-71.
2. Efendi
E, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam
kedokteran. Jakarta: Salemba Medika; 2009. H. 243.
3. Jubhari
EH, Dharmautama M, dkk. Faktor kejiwaan menentukan keberhasilan perawatan gigi
manula. Makassar: FKG-UNHAS; 2012. H. 106-9.
4. Tahmer
SH, Noorskanini. Kesehatan usia lanjut dengan asuhan keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika; 2009. H. 23.
5. Hurlock
EB. Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan.
Jakarta: Erlangga; 2012. H. 380, 406-8.
6. Wahl HW, Brenner H, Mollenkopt H. The many faces of health, competence
and well-being in old age: intergrating epidemologicl, pschological and social
perspective. Oretrich Rothenbacher, Christoph Rott. Netherlans: Springer; 2006. P. 3,9.
7. Nugroho wahjudi. Komunikasi dalam keperawatan gerontik. Monica
Ester. Jakarta: EGC; 2009. H. 1-7, 11-9, 21, 25-6.
8. Teifein
A. ABC kesehatan mental. Jakarta: EGC; 2009. H. 140-4.
9. Birren JE and Schaie KW. Handbook of psychology of aging. America:
Elsevier inc; 2006. P.272.
10. Santoso Hanna dan Ismail Andar. Memahami krisis lanjut usi. Jakarta
: Gunung Mulia; 2009. H. 54-60.
11. Setyonegoro K. Memanusiakan manusia menata jiwa
membangun Bangsa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2011. H. 144-5.
12. Bas SB. Perawatan sebagai penyelidik: prinsip-prinsip pengajaran dan
pembelajaran. Jakarta: EGC; 2002. H. 124-7
13. Wade CD, Tavris C. Psikologi. Ed. 9. Jakarta: Erlangga; 2008. H. 13.
14. Soetjiningsih.
Modul komunikasi pasien-dokter. 1 ed. Jakarta: EGC; 2008. H. 14
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking